Bangka Belitung,Pjsbabel.com – Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bangka Belitung, Elly Rebuin, menuai kontroversi setelah pernyataannya terkait kasus korupsi timah mendapat kritik tajam. Forum Bangka Belitung Menggugat (FBBM) menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk pembelaan terhadap para terdakwa dan mengancam akan melaporkannya ke kepolisian.
Ketua FBBM, Subri, menegaskan pihaknya akan membawa persoalan ini ke Polda Kepulauan Bangka Belitung, Mabes Polri, hingga Kejaksaan Agung jika Elly tidak segera memberikan klarifikasi.
“Kami sangat menyayangkan pernyataan Elly Rebuin yang terkesan membela para terdakwa korupsi timah. Tidak pantas seorang aktivis lingkungan berbicara seperti itu, karena mereka yang dihukum jelas terlibat dalam perusakan lingkungan dan praktik korupsi yang merugikan negara,” ujar Subri.
Kontroversi ini berawal dari wawancara Elly dengan media nasional, di mana ia menilai putusan pengadilan terhadap terdakwa kasus korupsi timah, termasuk Harvey Moeis dan Tamron alias Aon, berdampak negatif bagi masyarakat Bangka Belitung yang menggantungkan hidup pada sektor tambang.
“Jika demikian, mulai hari ini seluruh masyarakat Bangka Belitung tidak boleh bekerja lagi, harus dihentikan aktivitasnya karena mereka semua koruptor,” ujar Elly dalam pernyataannya yang dikutip dari Liputan6.com.
Pernyataan tersebut menuai reaksi keras, terutama dari kelompok yang menilai bahwa korupsi dalam tata kelola timah telah merusak lingkungan dan merugikan negara.
FBBM mendesak Elly segera mengklarifikasi ucapannya dan menyatakan sikap yang lebih netral. Jika tidak, mereka siap menempuh jalur hukum.
“Jika Elly tidak segera mengklarifikasi, kami akan memastikan pernyataan seperti ini tidak menjadi pembenaran bagi praktik korupsi yang merusak lingkungan dan ekonomi daerah,” tegas Subri.
Kasus korupsi timah sendiri telah menjadi perhatian nasional karena dampaknya yang luas terhadap lingkungan dan ekonomi. Pengadilan telah menjatuhkan hukuman kepada para terdakwa atas dugaan perusakan lingkungan dan praktik bisnis ilegal dalam pengelolaan tambang timah.
Di media sosial, pernyataan Elly memicu perdebatan. Sebagian masyarakat mendukung langkah FBBM, sementara yang lain berpendapat Elly hanya menyuarakan dampak ekonomi dari penegakan hukum yang dianggap terlalu keras.
Publik kini menanti apakah Elly akan memberikan klarifikasi atau tetap bertahan dengan pendapatnya. Jika laporan hukum benar-benar diajukan, kasus ini berpotensi menjadi perdebatan lebih luas terkait kebebasan berpendapat dan batasannya dalam konteks penegakan hukum terhadap korupsi sumber daya alam.(Ai)
Editor: Redaksi. Sumber KBO Babel.
Leave a Reply